Menurut
Manulang (1982.P201) Pembelian terjadi untuk memenuhi kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan tersebut ada dua
macam, yaitu untuk dikonsumsi dan untuk dijual kembali.
Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling
penting dan berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis
berasal dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas
fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik
karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan dalam
berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku cadang yang
diperlukan perusahaan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembelian merupakan
area yang penting yang dikemukakan Brown dkk. (2001:131), yaitu:
1. Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola
masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang
meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.
2. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat
pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata
lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang
langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa
penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%.
3. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan
semua aspek operasi manajemen.
Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan
kualitas yang tepat. Assauri (1998:162) menjabarkan tanggung jawab bagian
pembelian sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan
agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada
tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
2. Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti
perkembangan bahan-bahan baru yang dapat meguntungkan dalam proses produksi,
perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
produk perusahaan, harga serta desainnya.
3. Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau
meningkatkan perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke
dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.
4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan
menyelidiki data-data dan perkembangan pasar, perbedaaan sumber-sumber
penawaran (supply) dan memeriksa pabrik suplier untuk mengetahui kapasitas dan
kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang
dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan.
Menurut Kotler ( 2002 :
183 ), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh:
1. Faktor budaya, yang
terdiri dari :
a. Budaya,
merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar.
b. Sub-budaya, masing-masing budaya memiliki
sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri
sosialisasi khusus bagi anggotanya.
c. Kelas sosial, adalah
pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanent, yang tersusun
secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang
sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok acuan, yaitu kelompok yang
memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang.
b. Keluarga
c. Peran dan Status , dimana peran
adalah kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang
dan masing-masing peran tersebut menghasilkan status.
3. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia dan
tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan ekonomi; gaya hidup dan
kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, yang terdiri dari
motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar