TUGAS 3
Contoh Kasus:
1.
Salah
satu sebagai contoh yakni perusahaan yang sedang menjalani bisnisnya mengalami
beberapa kendala yang akhirnya kendala tersebut tidak bisa terhenti. Dampak
yang dikeluarkan cukup merugikan daerah tempat perusahaan yang sedang menjalani
bisnisnya tersebut. Sebut saja nama perusahaan tersebut adalah PT XYZ. PT XYZ
merupakan sebuah perusahaan yang sudah ternama dan terkenal khususnya diseluruh
kawasan Indonesia. Awal mulanya bisnis yang sedang dijalankan oleh perusahaan
tersebut berjalan dengan lanjar. Namun sebuah hal yang tidak diduga oleh PT XYZ
itu sendiri terjadi. Permasalahnya yakni berupa terjadinya kebocoran gas di
areal eksplorasi gas. Kebocoran gas tersebut berupa semburan asap putih dari
rekahan tanah, membumbung tinggi sekitar 10 meter. Semburan gas tersebut
disertai keluarnya cairan lumpur dan meluber ke lahan warga. tak kurang 10
pabrik harus tutup, 90 hektar sawah dan pemukiman penduduk tak bisa digunakan
dan ditempati lagi, demikian juga dengan tambak-tambak bandeng, belum lagi
jalan tol Surabaya-Gempol yang harus ditutup karena semua tergenang lumpur panas.
Pertanggung jawab harus dilakukan oleh
perusahaan tersebut. PT XYZ akhirnya sepakat untuk membayarkan tuntutan ganti
rugi kepada warga korban banjir Lumpur Porong, Sidoarjo. Perusahaan tersebut
akan membayar Rp2,5 juta per meter persegi untuk tanah pekarangan beserta
bangunan rumah, dan Rp120.000 per meter persegi untuk sawah yang terendam
lumpur. Bila dilihat-lihat kerugian yang ditimbulkan benar-benar sangat besar
justru kerugian yang diberikan mungkin tidak sebanding dengan kerugian yang
diterima oleh warga dilingkungan tempat PT XYZ menjalankan bisnisnya. Walaupun
kasus ini sudah sampai dipihak yang berwenang namun dampak yang dirasakan oleh
warga sangat terasa dan tidak bisa dilupakan. Sebab para ahli geologi
membenarkan bahwa kejadian yang dialami oleh PT XYZ bukan disebabkan oleh
bencana alam melainkan akibat kelalaian manusia. Dan dari kejadian yang dialami
oleh PT XYZ merupakan pelanggaran sebuah etika bisnis. Dimana pelanggaran etika
bisnis ini termasuk kedalam kategori “etika terhadap komunitas masyarakat”.
2.
Raksasa
perangkat jaringan mobile Ericsson melayangkan gugatan terhadap pembuat ponsel
Samsung Electronics. Gugatan ini diajukan karena Samsung dituduh telah
melanggar hak paten. “Kami sudah melayangkan gugatan hukum kepada Samsung
terkait pelanggaran hak paten di Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Belanda,”
kata Ase Lindskog, juru bicara Ericsson. Menurut Lindskog, pihaknya telah
melakukan negosiasi besar dengan Samsung terkait pembaharuan lisensi.
“Kesepakatan mereka dengan kami telah berakhir sejak 31 Desember tahun lalu,”
ujarnya lagi. Masalahnya, Samsung masih memakai paten ponsel yang tidak
berlisensi lagi. Ketika dikonfirmasi, juru bicara Samsung di Seoul masih enggan
mengomentari masalah ini. Entah iri atau ingin menjatuhkan rival, yang jelas
kasus pelanggaran paten dan perlawanan legal lainnya sudah sering bahkan biasa
terjadi di sektor teknologi. Bisa jadi karena perusahaan telah menghabiskan
banyak dana untuk penelitian dan pengembangan (R&D).
Analisis
Dalam dunia bisnis sering kali perusahaan
melakukan banyak cara agar memenangkan persaingan termasuk dengan cara
pelanggaran hak paten. Banyak alasan mengapa sebuah perusahaan melakukan
pelanggaran hak paten. Penyebabnya bisa jadi karena perusahan telah menghabiskan
banyak dana untuk penelitian dan pengembangan, takut kalah dari persaing, dan
lain-lain. Pelanggaran yang dilakukan pihak Samsung sangatlah tidak baik,
mengingat telah berakhirnya kesepakatan antara Samsung dan Ericsson. Hal ini
sangat merugikan Ericsson karena Ericsson telah melakukan penelitian dan
pengembangan yang memakan banyak biaya serta waktu yang tidak sedikit.
Dampaknya bagi Ericsson adalah para investor akan mencabut penanaman modalnya
yang mengakibatkan Ericsson akan mengalami kerugian besar. Sebaiknya jangan
hanya karena keuntungan semata kita merugikan orang lain, agar mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya, kita melakukan hal yang dapat merugikan orang
lain. Berbisnislah dengan cara yang benar dan sesuai etika bisnis. Semoga bisnis-bisnis
di Indonesia tidak hanya memikirkan laba saja tapi juga keselamatan dan
kenyamanan konsumennya.
3.
Kasus
obat anti nyamuk HIT, sempat ada isu kalau produk ini menggunakan bahan
pestisida berbahaya, walaupun produsen sudah meminta maaf dan berjanji akan
menarik produknya, ada kesan kalau permintaan maaf itu hanya klise. Karena pada
tahun 2005 saja produk tersebut masih beredar sampai sekarang, tapi yang
sekarang mungkin sudah tidak menggunakan bahan berbahaya itu lagi.
Banyak sebenernya kalau dilihat dari segi produk bisnis yang tidak beretika, mulai dari bahan formalin pada pembuatan tahu bahkan pengawetan hewan laut, pembuatan terasi yang menggunakan bahan yang sudah berbelatung, ayam tiren [mati kemaren],penggunaan pewarna tekstil untuk makanan, dll.
Hal-hal yang seperti itu dilakukan produsen intinya untuk mendapatkan laba yang lebih besar..tapi caranya itu yang tidak baik, tidak beretika, tapi malah merugikan konsumen.
Banyak sebenernya kalau dilihat dari segi produk bisnis yang tidak beretika, mulai dari bahan formalin pada pembuatan tahu bahkan pengawetan hewan laut, pembuatan terasi yang menggunakan bahan yang sudah berbelatung, ayam tiren [mati kemaren],penggunaan pewarna tekstil untuk makanan, dll.
Hal-hal yang seperti itu dilakukan produsen intinya untuk mendapatkan laba yang lebih besar..tapi caranya itu yang tidak baik, tidak beretika, tapi malah merugikan konsumen.
Tanggapan
:
Tanggapan saya perihal contoh kasus bisnis yang kurang beretika tersebut yaitu sebaiknya bisnis-bisnis yang kurang beretika tersebut diberi tindakan lanjut karena dengan melakukan bisnis yang kurang beretika mempunyai dampak yang buruk bagi kepuasan dan kenyaman konsumen itu sendiri, selain itu juga akan berdampak merugikan untuk para konsumen. Maka dari itu sebaiknya konsumen juga perlu berhati-hati dalam memilih yang akan dikonsumsi, agar terhindar dari produk-produk yang dapat membahayakan.
Tanggapan saya perihal contoh kasus bisnis yang kurang beretika tersebut yaitu sebaiknya bisnis-bisnis yang kurang beretika tersebut diberi tindakan lanjut karena dengan melakukan bisnis yang kurang beretika mempunyai dampak yang buruk bagi kepuasan dan kenyaman konsumen itu sendiri, selain itu juga akan berdampak merugikan untuk para konsumen. Maka dari itu sebaiknya konsumen juga perlu berhati-hati dalam memilih yang akan dikonsumsi, agar terhindar dari produk-produk yang dapat membahayakan.
4.
Bisnis
dalam bidang telekomunikasi. Kita ambil dua merk yaitu “As” dan “XL”
Provider seluler “As” selalu menyindir provider “XL” dalam hal promotion iklan. Dimulai dari keluarnya Sule dari kontrak XL ke As. Provider yang satu ini menyindir provider XL karena dipikir menipu konsumen. Hal seperti ini tidak beretika.
Bahkan sekarang industry minuman juga sudah mulai mengikuti jejak bisnis provider. Seperti iklan “E-Juss Ginseng Anggur” yang menyindir “Kuku Bima”.
Hal tersebut tidak beretika, karena sebenarnya salah satu criteria iklan yang baik adalah dapat menarik perhatian konsumen tapi tidak dengan menjatuhkan merk lain.
Bisnis yang tidak beretika tidak hanya dilihat dari hal promotionnya aja, tapi juga bisa dari produk itu sendiri, seperti kasus lumpur lapindo dan produk anti nyamuk HIT yang diketahui menggunakan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker yang sudah dilarang penggunaannya sejak tahun 2004.
Provider seluler “As” selalu menyindir provider “XL” dalam hal promotion iklan. Dimulai dari keluarnya Sule dari kontrak XL ke As. Provider yang satu ini menyindir provider XL karena dipikir menipu konsumen. Hal seperti ini tidak beretika.
Bahkan sekarang industry minuman juga sudah mulai mengikuti jejak bisnis provider. Seperti iklan “E-Juss Ginseng Anggur” yang menyindir “Kuku Bima”.
Hal tersebut tidak beretika, karena sebenarnya salah satu criteria iklan yang baik adalah dapat menarik perhatian konsumen tapi tidak dengan menjatuhkan merk lain.
Bisnis yang tidak beretika tidak hanya dilihat dari hal promotionnya aja, tapi juga bisa dari produk itu sendiri, seperti kasus lumpur lapindo dan produk anti nyamuk HIT yang diketahui menggunakan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker yang sudah dilarang penggunaannya sejak tahun 2004.
5.
Salah
satu kasus yang sering dijadikan contoh yang baik adalah produk Johnson &
Johnson (J&J) dalam menangani kasus keracunan Tylenol tahun 1982. Pada
kasus itu 7orang mati secara misterius setelah mengkonsumsi Tylenol di Chicago,
setelah diselidiki ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida.
Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab ,J&J segera menarik 31juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengkonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut, J&J bekerja sama dengan polisi, FBI dan FDA menyelidiki kasus itu, hasilnya membuktikan keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol.
Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100juta dollar AS, namun karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan. Perusahaan itu berhasil membangun reputasi bagus dan masih dipercaya hingga kini, begitu kasus itu terselesaikan, Tylenol kembali diluncurkan di pasaran dengan penutup yang lebih aman dan produk itu bahkan menjadi market leader di Amerika Serikat.
Secara jangka panjang filosofi J&J yang meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan berbuah menjadi keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan..
Semoga saja bisnis-bisnis di Indonesia dapat meniru filososi J&J tersebut..tidak hanya memikirkan laba saja tapi juga keselamatan dan kenyamanan konsumennya.
Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab ,J&J segera menarik 31juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengkonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut, J&J bekerja sama dengan polisi, FBI dan FDA menyelidiki kasus itu, hasilnya membuktikan keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol.
Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100juta dollar AS, namun karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan. Perusahaan itu berhasil membangun reputasi bagus dan masih dipercaya hingga kini, begitu kasus itu terselesaikan, Tylenol kembali diluncurkan di pasaran dengan penutup yang lebih aman dan produk itu bahkan menjadi market leader di Amerika Serikat.
Secara jangka panjang filosofi J&J yang meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan berbuah menjadi keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan..
Semoga saja bisnis-bisnis di Indonesia dapat meniru filososi J&J tersebut..tidak hanya memikirkan laba saja tapi juga keselamatan dan kenyamanan konsumennya.
6.
Banyak
sebenarnya kalau dilihat dari segi produk bisnis yang tidak beretika, mulai
dari bahan formalin pada pembuatan makanan bahkan pengawetan hewan laut,
pembuatan terasi yang menggunakan bahan yang sudah berbelatung, ayam tiren
[mati kemaren], penggunaan pewarna tekstil untuk makanan dan masih banyak lagi.
KESIMPULAN
Pelanggaran
etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar
internasional. Ini bisa terjadi sikap para pengusaha kita.
Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu.
Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.
Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu.
Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.
SARAN
Sebaiknya jangan hanya karena keuntungan semata kita merugikan orang lain. Agar mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, kita melakukan hal yang dapat merugikan orang lain. Berbisnislah dengan cara yang benar dan sesuai etika bisnis.
SUMBER:
http://fatihadityaputra25.blogspot.com/2010/11/etika-bisnis-dalam-perusahaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar