Kamis, 14 November 2013

BISNIS TIDAK BERETIKA (IKLAN TV)


Contoh Kasus 1:

Bisnis yang tidak beretika

Akhir – akhir ini sangat banyak iklan – iklan yang saling menjatuhkan satu sama lain. Banyak iklan yang mempromosikan produk mereka dengan cara membandingkannya dengan produk saingannya. Ada beberapa iklan yang dianggap mengejek produk lain yang sejenis dengan produk mereka dengan cara menyindir (berupa kata-kata), menampilkan gambar produk lain(dengan sedikit disamarkan), merendahkan iklan produk saingannya(dangan cara mengutip kata-kata dari iklan produk tersebut). Bahkan ada beberapa iklan yang merendahkan produk sainggannya secara terang – terangan dengan menampilkan produk, logo atau merk produk saingannya secara jelas pada iklan mereka. Sebaiknya perusahaan/orang yang akan membuat iklan dapat memikirkan ide yang lebih kreatif untuk mempromosikan produk/jasa mereka tanpa harus menjatuhkan produk/jasa saingannya. Beberapa konsumenpun ketika melihat iklan yang saling menjatuhkan, terkadang mereka malah mencelanya, bukannya malah bersimpati. Sebenernya tanpa saling menjatuhkanpun, iklan yang menarik dan pas porsinyapun konsumen justru malah menjadi penasaran dan ingin membelinya. Dan jika iklannya lebih beretika dan memandang norma yang ada di Indonesia ini, perusahaan dan produk pun malah terlihat tidak norak dan berwibawa. Justru iklan-iklan yang saling menjatuhkan terkadang malah mendapat pandangan negatif yang sebenarnya malah merugikan perusahaan itu sendiri. Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.

Salah satu contoh iklan ditelevisi yang menurut saya melanggar etika bisnis adalah iklan permen kopi ekspresso. Didalam iklan tersebut dibintangi oleh dua orang bintang iklan si “A” yang memakan permen kopi “kosong” terlihat sangat bodoh karena tidak dapat menjawab pertanyaan dari temannya si “B” yang memberikan pertanyaan aneh “Kenapa superman jubahnya di belakang ?”. Lalu si “B” menepuk pundak si “A” dan jatuhlah permen kopi “kosong” tersebut dengan bunyi yang nyaring, lalu si “B” berkata “Pantesan makannya permen kopi-ko song sih..! Nih yang berisi Permen kopi pake isi”.
Kalau melihat dari iklan itu nampak sekali suatu nilai emosional yang ditonjolkan dan tidak menampakkan nilai etika dan edukasi sama sekali. Berikut di jabarkan “Permen kopi-ko song” : Nampaknya kalimat tersebut jelas ingin menyindir saingan produk mereka, dari cara penyebutan dan pemenggalan serta pengucapan kata “kopi kosong” saja jelas kita dapat mengetahui merk apa yang mereka maksud. Pertanyaan aneh yang tidak bisa dijawab : ini seolah-olah seseorang terlihat bodoh karena memakan produk “permen kopi kosong”, padahal tidak ada hubungannya antara orang tersebut bisa menjawab atau tidak dengan permen yang ia makan. Dan bunyi yang nyaring ketika permen itu jatuh : Kejadian ini seolah menjelaskan poin diatas bahwa tong kosong nyaring bunyinya, artinya produk yang mereka maksud tidak memberikan sesuatu manfaat apapun bagi konsumennya. Dari ketiga poin diatas nampak sekali kalo nilai nilai emosi yang sangat ditonjolkan dalam iklan tersebut. Sehingga, dimana fungsi iklan sebagai informasi terhadap masyarakat tidak nampak dan tidak memberikan nilai edukasi apalagi hiburan.


SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar