TUGAS 5
BAHASA INDONESIA 2#
1.
DEFINISI
HIPOTESIS
a. Pengertian
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
b. Pengertian
Hipotesis Menurut Para Ahli
Menurut Dani
Vardiansyah (2008 : 10), hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.
Menurut Erwan
Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137), hipotesis adalah
pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah
penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga
harus diuji secara empiris.
Menurut
Mundilarso (tanpa tahun dan halaman) mengatakan bahwa hipotesis adalah
pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji
menggunakan teknik tertentu. Hipotesis dirumuskan berdasarakan teori, dugaan,
pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat
sementara. Hipotesis adalah pernyataan keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel.
Menurut
Trealese (1960) hipotesis adalah suatu keterangan sementara dari suatu fakta
yang dapat diamati.
Menurut Good
dan Scates (1954) mengatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau
referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan
fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan
sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Menurut
Kerlinger (1973) mengatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan
dari hubungan antara dua atau lebih variabel.
Pendapat lain
mengatakan hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai satu atau lebih populasi
yang belum tentu benar atau salah dan perlu diuji kebenarannya.
2.
KEGUNAAN
HIPOTESIS
a. Hipotesis
memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk
dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan,
peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang
berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara
fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan
gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah
menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan
mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi
(pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat
mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalam penelitian
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai
dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan
dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah
komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar
murid secara nyata“? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang
tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar guru terhadap hasil pekerjaan
murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“
atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang menerima
komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor
siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya
peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua
vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
c. Hipotesis memberikan arah
kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga
menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut.
Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang
harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang
adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang mentukan
relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan
sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat
menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus
menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi
tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi
anak-anak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan
metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis
inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin diperlukan
untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti
harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari
sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program pra
sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami progaram pra
sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat
dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat diketahui
signifikansinya menurut statistik.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara
terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut.
Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar
jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih
berarti dan mudah dibaca.
3.
CIRI-CIRI
HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah hipotesis atau dugaan
sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut
diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya
penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan
hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya
konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan
sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan
mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis
harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga
hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis
variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan
kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa
perubahan pada variabel yang lain.
-
Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji
untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data-data empiris.
-
Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan
dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah,
dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk
mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap
ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus
dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
-
Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan
dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis
dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan
peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
4.
MACAM-MACAM
HIPOTESIS
Menurut bentuknya, Hipotesis
dibagi menjadi tiga :
1. Hipotesis penelitian / kerja
1. Hipotesis penelitian / kerja
Hipotesis penelitian merupakan
anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
2. Hipotesis operasional
Hipotesis operasional merupakan
Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
3. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik merupakan
jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
Hipotesis statistika secara umum,
menurut (Balian,1982: 3 1) dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Hipotesis Nihil
Hipotesis nihil tidak lain adalah
merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan
antara variabel yang menjadi interes si peneliti. Hipotesis nihil bukanlah
merupakan pernyataan apa yang peneliti pikirkan. Hipotesis ini merupakan
hipotesis dasar penelitian kuantitatif yang pada intinya adalah merupakan
pernyataan teoretis yang perlu diuji. Hipotesis ini juga dapat dikatakan
sebagai hipotesis deduktif karena diperoleh setelah peneliti mempelajari dari
bermacam-macam sumber yang kemudian disusun dalam bentuk landasan teori. Karena
diturunkan dari sumber pustaka maka kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan
data yang dieksplorasi atau diambil dari lapangan. Secara simbolis, hipotesis
nihil dinyatakan dengan Ho. Penggunaannya dalam teknik statistika dapat dilihat
seperti berikut:
H0 : U = U1
Ho dalam hal ini dapat diartikan
bahwa tidak ada perbedaan antara nilai rerata variabel populasi pertama dengan
nilai rerata variabel populasi kedua.
2. Hipotesis Riset
Hipotesis yang kedua adalah
hipotesis riset. Hipotesis ini sering muncul dan digunakan oleh para peneliti
untuk mendampingi hipotesis nihil. Hipotesis riset merupakan penggambaran
terhadap ide yang ada dalam pikiran si peneliti yang dikembangkan dari hasil
kajian teoretis. Hipotesis ini tidak diuji, mereka ditampilkan sebagai
pendamping atau tandingan terhadap hipotesis pertama. Peranan hipotesis riset
adalah mengakomodasi substansi ide dari kajian teoretis, jika hipotesis pertama
atau hipotesis nihil gagal, maka hipotesis riset akan tidak ditolak. Sebagai
contoh, jika dalam suatu analisis ternyata Ho ditolak pada tingkat signifikan
tertentu (5 atau 1 persen misalnya), maka hipotesis riset secara otomatis akan
diterima. Kemungkinan kedua adalah jika hipotesis nihil diterima, maka secara
otomatis hipotesis pendamping atau hipotesis riset ditolak. Secara simbolis
hipotesis riset dinyatakan dengan simbol huruf besar H dengan indeks r atau Hr.
Contoh penggunaan dalam
statistika inferensial dapat dilihat seperti berikut:
H0 : U1= U2
H1 : U1 = U2
Simbol statistika tersebut dapat
diartikan bahwa hipotesis nihil menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai
rerata grup satu dengan nilai rerata grup dua. Di samping itu, peneliti juga
mengajukan hipotesis tandingan atau hipotesis riset yang menunjukkan bahwa ada
perbedaan antara grup satu dengan grup yang kedua.
Yang diuji dalam analisis data
adalah hipotesis nihil, yaitu jawaban sementara yang disimpulkan dari hasil
kajian pustaka atau setelah peneliti menyusun landasan teori.
3. Hipotesis Alternatif
Dilihat dari bentuknya, hipotesis
alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah
diperoleh dari hasil kajian teoretis. Mereka dapat digunakan untuk menempatkan
bentuk pernyataan lain selain hipotesis nihil. Secara simbolis hipotesis
alternatif sering dinyatakan dengan Ha.
Contoh penggunaan dalam
perhitungan statistik dari hipotesis alternatif dapat dilihat seperti berikut:
Ha : U1 > U2
Hr: U1 > U 2
Jika suatu ketika peneliti
menggunakan dua atau lebih hipotesis alternatif, maka digunakan indeks di
belakang sebagai penunjuknya. Sebagai contoh, H(a)2 ini berarti bahwa peneliti
menggunakan hipotesis alternatif nomor dua.
4. Hipotesis Penyearah (Directional
Hypotesis)
Hipotesis penelitian pada prinsipnya
dapat berbentuk hipotesis yang menunjukkan arah yang pasti dan arah yang belum
pasti atau masih dua arah. Dalam statistika, hipotesis dengan arah yang pasti
berarti, peneliti ketika melakukan testing hipotesis akan menggunakan analisis
satu ekor di mana tingkat kesalahan yang besarnya = 0,01 atau = 0,05 mengumpul
pada satu sisi kurva. Sedangkan untuk hipotesis yang belum menunjukkan arah,
maka peneliti dalam melakukan testing biasanya akan menggunakan analisis dua
ekor.
5.
MENGGALI
DAN MERUMUSKAN HIPOTESIS
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :
1) Mempunyai banyak informasi tentang masalah
yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada
hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan
tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama
lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3) Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu
keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan
bidang yang bersangkutan.
Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk
menggali hipotesis :
1) Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam
tentang ilmu
2) Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang
suatu wawasan
3) Imajinasi dan angan-angan
4) Materi bacaan dan literatur
5) Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam
daerah yang sedang diselidiki.
6) Data yang tersedia
7) kesamaan.
Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam
merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
1) Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan
padat serta spesifik
2) Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat
deklaraif dan berbentuk pernyataan.
3) Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara
dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
4) Hendaknya dapat diuji
5) Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
Merumuskan hipotesis bukanlah hal yg mudah, disebabkan karena :
·
Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada ilmu
pengetahuan tentang masalah yang akan dibahas.
·
Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori
yang ada.
·
Gagal mengetahui teknik-teknik penelitian yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar