TUGAS
6
BAHASA
INDONESIA 2#
1.
PENGERTIAN
ANALISIS DATA
Analisis
data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat
diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan
mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau
sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan
dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang
karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).
Menurut Ardhana12 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103)
menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data
sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi
pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih
menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut
dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
2.
MACAM-MACAM
DATA
A. Data Berdasarkan Sumbernya
1) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to
date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.
Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan
penyebaran kuesioner.
2) Data
Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai
tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro
Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
B. Data Berdasarkan Sifatnya
1. Data
Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis
dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan
lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh
melalui pemotretan atau rekaman video.
2.
Data Kuantitatif
Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara
untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk
yaitu sebagai berikut:
1. Data
diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh
dengan cara membilang. Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit
akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
2. Data kontinum adalah data dalam
bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data
kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala
pengukuran yang digunakan.
Berdasarkan tipe skala pengukuran
yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis
(tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
1. Data
nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang
diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.
Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun
data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak
memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan.
2. Data ordinal adalah data yang
berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang
menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat
diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian,
jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan
data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan.
3. Data Interval adalah
data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta
menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data
interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak
(equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah
diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat
dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun
demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka
Nol mutlak pada data interval.
Dalam pengolahannya, skor jawaban
kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
1. Data
rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki
oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data
yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan
titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi
matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio
dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan
memperhatikan contoh berikut:
a.
Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda
yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2
meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter
(sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang
sampai yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang
panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan
antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan
sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0
meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta
(2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan
benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi
matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data
ordinal, ataupun data interval.
b. Data
hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua
sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara
nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai
dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya
1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan antara
benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda
(berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg., 2 kali lebih berat dibandingkan
dengan benda yang beratnya 1 kg..
Pemahaman peneliti terhadap
jenis-jenis data penelitian tersebut di atas bermanfaat untuk menentukan teknik
analisis data yang akan digunakan. Terdapat sejumlah teknik analisis data yang
harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis datanya. Teknik analisis data
kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Karena
memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal akan berbeda
dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.
4.
CARA
PENGUJIAN DATA
Untuk
mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu
sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode, antara lain; wawancara, observasi
(pengamatan), wawancara, kuesioner atau angket dan dokumenter.
Metode yang dipilih untuk setiap variabel
tergantung pada berbagai faktor terutama jenis data dan ciri responden. Untuk
data historis misalnya tidak bisa ditemukan dengan observasi tetapi
dimungkinkan dengan dokumenter atau wawancara. Hal ini tergantung pada
karakteristik data variabel, maka metode yang digunakan tidak selalu sama untuk
setiap variabel. Berikut ini adalah metode pengumpulan data suatu penelitian.
A. OBSERVASI
Observasi atau
pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup
efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung
para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung
suatu kegiatan yang sedang berjalan.
Kelebihan
:
· Derajat kepercayaan tinggi
· Konteks sosial yang diamati belum
dipengaruhi faktor lain (natural)
· Tidak terbatas hanya pada manusia
· Dapat menggunakan alat bantu
Kelemahan
:
· Memerlukan waktu yang lama
· Kurang efektif mengamati gejala pada
individu seperti sikap, motivasi, pandangan dan
sebagainya
· Tidak dapat mengamati gejala yang peka /
rahasia
· Tidak dapat mengamati gejala masa lampau.
B. WAWANCARA
Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari
“informan” dan atau “Responden” yang sudah di tetapkan, di lakukandengan cara
”Tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yanghendak
di capai.
Menurut beberapa ahli, wawancara juga di
definiusikan sebagai berikut:
·
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan jalan mengadakankomunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut
dilakukan dengan dialog ( Tanyajawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak
langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya,1985 ).
·
Wawancara adalah salah satu metode untuk
mendapatkan data anak atau orang
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ).
tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ).
·
Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau
fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983
).
·
Wawancara informatif adalah suatu alat untuk
memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan . Dengan tujuan
mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan (WS. Winkel,1995).
Tujuan
wawancara.
Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam
wawancara yaitu :
1. Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak
yang terlibat ( subyek wawancara dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas
dari segala kecemasan dan ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara
menyatakan sikap dan perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri
yang kadang-kadang menghambat pernyataannya.
2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek
wawancara. Oleh karena subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai
ketegangan emosi ke dalam pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak
harus berusaha meredakan ketegangan di dalam dirinya.
3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam
wawancara kedua belah pihak akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkannya.
4. Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak
subyek wawancara. Hampir semua subyek wawancara menginginkan pemahaman diri
yang lebih baik, dan pada dasarnya memiliki kesanggupan dan bakat yang
seringkali tidak dapat berkembangdengan sempurna . Dengan wawancara subyek
wawancara akan lebih memahami dirinya.
5. Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yangkons
tr uktif pada subyek wawancara
Keuntungan dengan wawancara
a. Hubungan secara personal, akan memperoleh data secara langsung, cepat dan konomis.
b. Problem akan langsung mengenai sasaran, penegasan maksud pertanyaan dapat langsung diutarakan.
c. Metode ini bersifat fleksibel, mudah menyesuaikan dengan keadaan untuk diarahkan pada relevansi informasi.
a. Hubungan secara personal, akan memperoleh data secara langsung, cepat dan konomis.
b. Problem akan langsung mengenai sasaran, penegasan maksud pertanyaan dapat langsung diutarakan.
c. Metode ini bersifat fleksibel, mudah menyesuaikan dengan keadaan untuk diarahkan pada relevansi informasi.
Kelemahan dengan wawancara
a. Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket.
b. Biayanya lebih mahal
c. Dibutuhkan lebih banyak tenaga pewawancara.
C. KUISIONER
Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui”.
Suharsimi Arikunto (1999:140)
Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun
instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang
dipakai adalah angket atau kuesioner.
Kelebihan
kuesioner sebagai berikut:
· Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
· Dapat dibagikan secara serentak kepada
responden.
· Dapat dijawab oleh responden menurut
kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden.
· Dapat dibuat anonim sehingga responden
bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
· Dapat dibuat berstandar sehingga semua
responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan
kuesioner adalah sebagai berikut:
· Responden sering tidak teliti dalam
menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar
diulangi diberikan kembali padanya.
· Seringkali sukar dicari validitasnya
· Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang
responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur
· Angket yang dikirim lewat pos
pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan
tertutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian
· Waktu pengembaliannya tidak sama-sama,
bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
5.
PENGAMBILAN
SAMPLE
Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk, menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis,
teknik macammacam sampling ditunjukkan pada gambar 1.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa,
teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua. yaitu Probability
Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability
sampling meliputi, simple random, proportionate stratified
random, disproportionate stratified random, dan area random. Non
probabilitysampling meliputi, sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive ve sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling.
Gambar 1 Macam-macam Teknik Sampling
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple
random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen. Lihat gambar 2 berikut.
Gambar 2 Teknik Simple Random Sampling
b. Proportionate Stratified
Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari Tatar belakang pendidikan yang
berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang
lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900,
SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut. Teknik Proportionate Stratified Random Sampling dapat
digambarkan seperti gambar 3 berikut .
Gambar 3 Teknik Proportionate
Stratified Random Sampling
c. Disproportionate Stratified
Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila popular berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya
pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4
orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700
orang SMP. Maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu
diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana, yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30
propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15
propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena
propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya
perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di
Indonesia ada yang pendudukanya padat, ada yang tidak, ada, yang mempunyai
hutan banyak ada, yang tidak, ada, yang kaya bahan tambang ada yang tidak.
Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel
menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering
digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan
tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara
sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan seperti gambar 4 berikut.
Gambar 4 Teknik Cluster Sampling
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive,
jenuh, snowball.
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dori semua
anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor I sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini
maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya
sampai 100. Lihat gambar 5
Gambar 5. Sampling Sistematis. No populasi
kelipatan -tiga yang diambil (3, 6, 9, dan seterusnya)
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang
pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan
Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai,
karena belum memenuhi kouta yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara
kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok
harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus
dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan,
atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber
datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk
penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan
generalisasi.
e. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Bering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membunt generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi
besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi
karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,
maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi
data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin bertambah sampai mengkristal yang berarti sample sudah
cukup dan tidak bertambah lagi.
6.
VARIABEL
Variabel adalah suatu besaran yang
dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil
penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah
memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal
counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains,
variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.
* Macam – Macam
Variabel
a.
|
Variabel
Independent.
|
Variable
independent atau variabel bebas, atau peubah bebas sering juga
disebut dengan variabel stimulus, atau predictor, atau variabel antecedent.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, variabel independent disebut juga
sebagai peubah bebas. Peubah bebas ini adalah merupakan peubah yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap peubah tak
bebas. Atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi peubah tak bebas
(variabel dependent).
|
b
|
Variabel
Dependent.
|
Variabel
dependent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak bebas,
variabel output, criteria, atau konsekuen. Variabel ini sering disebut
sebagai peubah tak bebas, atau variabel terikat. Variable terikat atau
peubah tak bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel sebab atau peubah bebas.
|
c.
|
Variabel
Moderator.
|
Variabel
moderator adalah peubah yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Variabel ini
sering disebut juga sebagai peubah bebas kedua.
|
d.
|
Variabel
Intervening.
|
Variabel
intervening adalah peubah yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan
memperkuat) hubungan antara variabel independent (peubah bebas) dengan
variabel dependent (peubah terikat), akan tetapi tidak dapat diamati dan
diukur secara matematis.
|
e.
|
Variabel
Kontrol.
|
Variabel
kontrol adalah peubah yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independent (peubah bebas) terhadap variabel
dependent (peubah tak bebas) tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak diamati. Variabel kontrol ini sering digunakan dalam penelitian
komparatif, yang bersifat melakukan perbandingan
|
SUMBER: